X18 Tank Boat - Kapal tank Indonesia

X18 Tank Boat adalah sebuah kapal kecil dengan kubah tank yang dirancang untuk mampu beroperasi dialur sungai hingga pesisir pantai dan selat kecil untuk memberi dukungan tembakan dalam serbuan amfibi.

Dalam pengerjaan proyek X18 Tank Boat, PT. Lundin menggandeng beberapa pabrikan yaitu CMI (Cockerill Maintenance & Ingenierie SA Defense) asal Belgia yang telah berpengalaman dengan produksi meriam Cockerill untuk pengerjaan kubah dan meriam, kemudian ada juga perusahaan asal Belgia yang lain lain, yaitu OIP (Optique et de Instruments Precision) Sensor Systems yang
bertanggung jawab mensuplai perangkat sensor suite. Selain itu, PT Lundin bekerjasama juga dengan
Bofors (BAE Systems) serta  PT Pindad pabrikan alutsista Dalam Negeri,  produksi meriam Cockerill rencananya akan dibangun di Indonesia oleh PT Pindad. Hal ini terkait perjanjian yang telah disepakati antara PT Pindad dan CMI untuk proyek medium tank PT Pindad, dimana salah satu opsi yang akan digarap adalah produksi meriam CT-CV 105HP (high pressure) oleh PT Pindad.
PT Lundin menawarkan solusi dengan menerapkan desain catamaran, Karena X18 tank boat akan dipasang meriam CT-CV 105HP kaliber 105 mm, dengan tantangan terberat dalam rancangan perahu kecil dengan meriam besar adalah efek recoil (efek tolak balik dari meriam) dan bobot kapal yang relatif ringan supaya bisa bermanuver lebih lincah, sehingga Kapal ini didesain dengan model catamaran (berlunas ganda) serta terbuat dari bahan karbon fiber komposite. Bahan ini dipilih karena bobotnya lebih ringan tapi kekuatannya melebihi baja. X18 Tank Boat ini memiliki panjang 18 meter dan lebar 6,1 meter serta terdapat geladak untuk satu unit perahu karet .
Dengan desain catamaran yang berlunas ganda, X18 Tank Boat memiliki rancangan draft (sarat air kapal) 0,8 meter sehingga Tank Boat ini akan cocok untuk bermanuver di perairan dangkal. Untuk mesin pendorongnya, X18 menggunakan mesin diesel buatan MAN berdaya 1.200 HP untuk memasok tenaga sepasang waterjet MJP450 dengan kecepatan maksimum 40 knots (74 km per jam).
X18 Tank Boat didesain untuk diawaki empat personel serta sanggup membawa 20 pasukan bersenjata lengkap. Untuk deployment pasukan amfibi, bagian buritan X18 dilengkapi sebuab RHIB (Rigid Hull Inflataable Boat) yang digunakan untuk penyerangan atau penyusupan pasukan. X18 Tank Boat juga dapat dimanfatkan sebagai wahana dukungan logistik dan peran evakuasi medis.
CMI Defense rencananya akan memasok meriam CT-CV 105HP, yang telah digunakan pada tank ringan besutan Polandia, Anders. Selain berkemampuan menembakkan aneka proyektil, laras CT-CV 105HP juga sanggup untuk meluncurkan rudal anti tank, yakni Falarick 105. Rudal yang masuk segmen Gun-Launched Anti-Tank Guided Missile (GLATGM) ini sanggup menghantam sasaran sejauh 5.000 meter. Falarick 105 mampu membawa hulu ledak tandem hollow charge. Rudal seberat 25,2 kg ini dipandu dengan sistem semi otomatis lewat laser beam. Waktu yang dibutuhkan untuk menghantam sasaran sekitar 17 detik. Falarick 105 punya panjang 1015 mm dengan kaliber 105 mm. Temperatur operasional rudal ini di rentang -40 hingga 60 derajat Celcius.
Jenis laras yang digunakan meriam CT-CV 105HP adalah tipe L51 dengan panjang 5.545 mm. Desain tekanan laras mencapai 120% dari gun pressure pada meriam 105 mm klasik. Secara umum, di dalam kubah terdapat dua awak, sehingga proses pengisian amunisi menggunakan cara autoloader. Operasi kubah dapat digerakkan secara secara elektrik dan mekanik. Laras meriam kaliber 105 mm smoothbore dapat menembakkan berbagai jenis amunisi (termasuk jenis APFDS) dengan jarak tembak efektif minimal 1.500 meter. Laras juga dibekali bore evacuator dan dilapisi thermal jacket. Untuk olah geraknya, laras punya sudut elevasi maksimum 42 derajat hingga -6 derajat. Tentu saja dengan sudut putar kubah 360 derajat.
X18 Tank Boat ini juga dilengkapi Remote Kontrol 50 calibre GPMG yang mampu menjaga sasaran tembak meski di tengah guncangan gelombang air, kubah meriam dibekali dengan turret stabilized system dengan aero stabilizer yang berfungsi meredam guncangan saat meriam ditembakkan dan firing control system yang mengadopsi komputer balistik. Untuk mengunci target, gunner dibantu dengan auto target locking system. Memudahkan dalam olah pertempuran, juga ada pemilihan target secara otomatis lewat hunter killer system, bahkan dibekali juga dengan IFF (identification friend or foe).
Sebagai senjata sekunder, pada bagian atas kubah meriam akan dipasang Lemur RCWS (Remote Control Weapon System) dengan senapan mesin kaliber 7,62 mm. Sementara untuk proteksi bagi awak kapal, PT Lundin akan menambahkan sistem proteksi tambahan pada beberapa titik yang sanggup menahan terjangan proyektil dari kaliber 7,62 mm.