Satrol Lantamal IV Miliki 4 KRI

Pengamanan Laut Natuna https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjllPjTl47RuhzqSEww9NNJZJHEOkG0Kn_vjgoBFR8pP7_VjB49FP6v8Jhe4CIZtj-M0gyipMWkG2MSRamW7VSEDaF4qk-GW0XSs1vPsjvOQmjj34Hy0TQV16xN4CwzS42p2NRF_SZwCAHX/s400/KRI+861+Lepu.jpgKRI Lepu 861 [defence.pk] ☆

Pangakalan Utama TNI AL (Lantamal) IV Tanjungpinang saat ini memiliki empat Kapal Negara Indonesia (KRI) untuk meningkatkan pengawasan dan keamanan laut. Keempat KRI adalah KRI Krait-827, KRI Silea-858, KRI Lepu-861, dan KRI Sigurot-864. KRI akan dimaksimalkan dalam menekan segala aksi kejahatan laut dan aksi penyelundupan di wilayah kerja Lantamal IV.

"Satuan Kapal Patroli (Satrol) Lantamal IV saat ini memiliki empat KRI. Empat KRI ini baru dilimpahkan ke Lantamal IV. Nanti pola operasi KRI akan saya dispersikan ke pangkalan-pangkalan jajaran Lantamal IV," kata Komandan Lantamal IV Tanjungpinang Laksamana Pertama TNI R Eko Suyatno di Tanjungpinang, Jumat (16/2/2018).

Lanjut, kata Eko, pengoperasian KRI akan dilaksanakan dengan pola penyebaran ke pangkalan lingkungan Lantamal IV, khususnya Lanal Ranai, Kabupaten Natuna. Menurut dia, Lanal Ranai mempunyai tugas pokok untuk menyelenggarakan dukungan logistik serta administrasi bagi unsur-unsur TNI AL yang melaksanakan patroli di perairan yang menjadi tanggung jawabnya serta melaksanakan tugas-tugas lain berdasarkan kebijakan Pangarmabar dan Kepala Staf TNI AL.

"Karena di sana (Laut Natuna) cukup rawan, di samping itu lautnya cukup menantang terutama pada saat musim utara," jelas dia.

Selanjutnya Eko menyampaikan wilayah operasi Lanal Ranai memiliki tingkat kerawanan yang cukup tinggi, karena terdapat jalur pelayaran internasional yaitu Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) 1 yang berbatasan langsung dengan negara tetangga, Malaysia dan Vietnam.

"Untuk itu, Lanal Ranai diharapkan mampu melaksanakan apa yang menjadi tugas pokok dan tanggung jawabnya dengan sebaik-baiknya," kata dia.

Menurut dia, penguatan Lanal Ranai harus dimaksimalkan penginderaan dan fungsi pangkalan dan pos labu. Di Natuna telah dibangun Pusat Komando TNI AL (Puskodal) yang dapat memantau situasi ke depan atau situasi Laut Natuna Utara. Dia menyampaikan, TNI sudah membangun pangkalan di sana mulai dari TNI AD dan Marinir.

"Fungsi pangkalan dimaksimalkan. Kita mengikuti kebijakan pimpinan TNI dan pimpinan TNI AL," ucap dia.

Dia menjelaskan, sejak tanggal 22 Januari 2018 TNI AL telah melakukan likuidasi Satrol Koarmabar dan Satuan Keamanan Laut (Satkamla) Lantamal dan membentuk Satrol Lantamal IV. Lantamal yang sebelumnya hanya memiliki Kapal Angkatan Laut (KAL) dan Patroli Keamanan Laut (Patkamla), dengan adanya Satrol akan diperkuat kapal-kapal patroli yang canggih.

Kehadiran Satrol Lantamal IV mampu memproyeksikan unsur-unsur kekuatannya dalam rangka mengamankan wilayah perairan sekaligus merespon berbagai kerawanan yang terjadi. "Sekarang Lantamal telah diperkuat kapal-kapal patroli dengan kemampuan manuver unggul, sebagai upaya meningkatkan efektivitas dan efisiensi serta untuk menjaga kesiapan operasi unsur-unsur dalam penanganan reaksi cepat di wilayah yuridiksi nasional Indonesia," tutup dia.

Eko menambahkan, Lantamal IV juga terus berupaya menekan adanya penyelundupan barang-barang ilegal ke Indonesia, khususnya Kepri. Tidak hanya itu, Lantamal IV terus memerangi peredaran narkoba terutama penyelundupan narkoba dari luar negeri. Lantamal akan terus bersinergi dengan instansi lain.

"Peran kita sekarang meningkatkan penginderaan dan intelegensi. Pola yang dilaksanakan sekarang dengan efektif dan efesien. Kalau ada informasi pasti baru kita operasi dengan diterjunkan tim khusus," ucap Eko.

  sindonews