Indonesia Melengkapi 2 PKR Martadinata Class dengan ASW Suite dari Thales
2 unit Kapal Perusak kawal Rudal (PKR) kelas Martadinata TNI AL saat ini telah dilengkapi dengan radar penanggulangan elektronik (R-ECM) Scorpion 2, dan radar penanggulangan elektronik (R-ESM) Vigile 100, dan sistem pendukung dari Thales sebagai bagian dari rangkaian peperangan elektroniknya.
Saat ini TNI-AL mengoperasikan dua kapal PKR di kelas ini yang telah dibangun sesuai dengan desain SIGMA 10514 Damen Schelde. Kapal pertama yaitu KRI Raden Eddy Martadinata (331) telah ditugaskan sejak April 2017, sedangkan kapal yang kedua yaitu KRI I Gusti Ngurah Rai (332) yang baru saja dilantik pada Januari 2018.
(R-ECM) Scorpion 2 adalah Electronic Counter Measures yang paling canggih dan telah dirancang untuk melawan radar dan rudal target yang menggunakan metode panduan homing radar aktif. Sistem ini menggunakan unit pemancar dual-head yang dapat dikendalikan, dan beroperasi dalam frekuensi 7,5 hingga 18 GHz. Menurut literatur produk dari Thales, sistem dapat menangani hingga dua ancaman secara bersamaan.
Fungsi (
> Perlindungan Area
– Pertahanan kapal lain dalam melawan serangan
– Memungkinkan unit bernilai tinggi untuk tetap diam
– Melindungi misi penyerangan dengan aset lain
> Titik Pertahanan
– Pertahann terhadap serangan dari pesawat, rudal dan kapal lainnya
Fitur:
> Advanced Digital RF Memori berbasis Teknik Generator
– Respon otomatis sesuai dengan daftar ancaman yang diprogram sebelumnya
– Penanganan ancaman simultan-koheren yang terprogram
– Mode teknik jamming berlapis
> Pelacak penerima target terintegrasi dan update parameter sudut terus menerus untuk merespon dengan cepat
> Konfigurasi pemancar Single Head atau Dual Head
> Antena terpisah untuk jamming presisi “narrow beam” atau “wide beam” demi gangguan area
(R-ECM) Scorpion 2 ini dapat diintegrasikan dengan sistem ESM apa pun, seperti Thales Sealion dan Vigile ESM, yang menyediakan lapisan pengukuran seketika serta data parameter radar pada radar ancaman yang disadap. ESM memulai akuisisi sasaran untuk penerima pelacakan bawaan pada Scorpion 2.
Sementara itu (R-ESM) Vigile 100 menggunakan antara empat hingga enam antena pencari arah di sekitar tiang kapal untuk mencari dan mengidentifikasi potensi bahaya. Sistem ini beroperasi dalam kisaran 2-18 GHz, dan bekerja bersama-sama dengan sistem Scorpion 2 untuk menyediakan kapal pertahanan area dan kemampuan pertahanan diri terhadap radar dan ancaman elektronik.
Kemampuan Utama (R-ESM) Vigile 100:
> Cakupan frekuensi 2 GHz – 18 GHz (opsi tambahan 0,5 GHz – 2 GHz)
> Pencarian Arah Langsung 360°
> Mengukur semua radar dengan 100% POI
> Catatan & tayangan ulang untuk tujuan ELINT
> Proses multipath dan refleksi
> Memiliki varian Permukaan, Kapal Selam dan Darat
> Desain modern berbasis COTS untuk keandalan yang tinggi
Kinerja RF:
> Sensitivitas pemrosesan otomatis 60 dBmi
> Amplitudo akurasi pengukuran DF sebesar 3° RMS
> Polarisasi tanpa-buta
Kinerja Pengolahan Sinyal :
> Pengukuran parameter Pulse-to-Pulse
> Pra-pemrosesan PDW untuk lingkunan sinyal siklus high duty
> Kepadatan denyut 1 juta Pulse Per Second (PPS)
> Daftar kapasitas ancaman hingga 12.000 mode emitor
> Maksimum 500 target secara simultan
> Waktu reaksi <1 detik
Antarmuka Manusia dan Mesin:
> Operasi dari workstation khusus atau CMS konsol multifungsi
> Alat manajemen pustaka yang komprehensif
> Diagnosis otomatis oleh BITE
> Tampilan fleksibel untuk analisis taktis dan ELINT
Opsi lain:
> Berbagai unit antena ESM kapal selam
> Integrasi sistem tempur penuh
> Pengontrol sistem untuk R-ESM, DLS
> Integrasi dengan C-ESM
Selain peralatan perang elektronik, Jane juga telah menerima konfirmasi dari sumber industri Indonesia bahwa PKR Martadinata telah dilengkapi dengan CAPTAS-2 / UMS 4229 variabel deep sonar (VDS) dari Thales. Ini merupakan tambahan untuk sonar yang terpasang Kingklip / UMS 4132 dari perusahaan yang sama.
(Source : IHS Jane's, 08/04/18)
Post a Comment