Perusahaan Ceko Investasi 100 juta Dolar Bangun Industri Pertahanan
CSG ☆
Perusahaan konglomerasi di bidang pertahanan dari Republik Ceko, Czechoslovak Group AS (CSG Ceko) menanamkan investasi sebesar 100 juta dolar AS setara Rp 1,49 triliun untuk membangun industri pertahanan di Indonesia.
CEO Czechoslovak Indonesia Norman Joesoef, melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa menyebutkan investasi senilai 100 juta dolar tersebut merupakan tahap pertama dari total investasi senilai 1 miliar dolar sepanjang lima tahun kedepan.
"Pada kuartal pertama tahun 2019, antarbisnis atau B to B di industri pertahanan Indonesia ini dapat dimulai," katanya.
Sebelumnya, CEO Czechoslovak Group Indonesia Norman Joesoef dengan CEO Czechoslovak Group AS Michal Strnad telah melakukan penandatanganan Head of Agreement (HoA) untuk pembangunan Private Defence Industry Park (PDIP) senilai 100 juta dolar AS, di bidang industri pertahanan swasta di Indonesia di Pameran Indodefence 2018 PRJ Kemayoran, Jakarta beberapa waktu lalu.
"Kami selalu membuka peluang kemitraan dengan negara sahabat yang tulus dan terbuka dalam pelaksanaan alih produksi dan teknologi. Kami sangat berharapfinancial pledge ini dapat meningkatkan kerja sama kemitraan dalam Level industri dan baik untuk kedua belah negara,” kata Michal Strnad.
Czechoslovak Group (CSG) sebagai konglomerasi perusahaan bidang pertahanan yang berbasis di Republik Ceko dan negara eropa tengah, lanjutnya, melakukan investasi yang bisa di bilang sebagai investasi pioneer atau investasi pertama di Indonesia.
Investasi dengan skala besar di bidang pertahanan untuk pembangunan kawasan terpadu industri pertahanan di wilayah Jawa Barat tepatnya di Batujajar dengan lahan seluas 22 hektar yang akan segera dibangun setelah mendapatkan izin dari Kementerian Pertahanan, Kementerian BKPM, Kementerian Perindustrian, dan Kementerian Perdagangan.
"Penandatanganan HoA senilai 100 juta dolar AS untuk pembangunan Private Defence Industry Park (PDIP) di bidang industri pertahanan itu untuk mendukung regulasi pemerintah UU No.12 tahun 2012 tentang Industri Pertahanan," lanjut Norman Joesoef.
CSG Ceko merupakan perusahaan holding dari Eropa Tengah, asal Republik Ceko, meliputi Slovakia, Slovenia, Rumania, dan Hungary, dengan lebih dari 100 perusahaan dan 10.000 karyawan yang bergerak di bidang manufaktur kendaraan baja, senjata roket, misil, dan radar.
Peruahaan tersebut berminat untuk melaksanakan alih produksi dan teknologinya di Indonesia, selain itu juga ingin memperluas basis industri pertahanannya di Asia Tenggara.
"Kami melihat pertumbuhan pemenuhan kebutuhan alat pertahanan di Asia Tenggara pada tingkat yang cukup tinggi setiap tahunnya. Kami rasa dengan basis industri yang kuat dan relatif stabil di Indonesia, CSG Ceko mantap melanjutkan ekspansi bisnis pertahanan mereka ke Malaysia, Filipina, Timor Leste, Myanmar, dan Kamboja," ujar Norman.
Perusahaan konglomerasi di bidang pertahanan dari Republik Ceko, Czechoslovak Group AS (CSG Ceko) menanamkan investasi sebesar 100 juta dolar AS setara Rp 1,49 triliun untuk membangun industri pertahanan di Indonesia.
CEO Czechoslovak Indonesia Norman Joesoef, melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa menyebutkan investasi senilai 100 juta dolar tersebut merupakan tahap pertama dari total investasi senilai 1 miliar dolar sepanjang lima tahun kedepan.
"Pada kuartal pertama tahun 2019, antarbisnis atau B to B di industri pertahanan Indonesia ini dapat dimulai," katanya.
Sebelumnya, CEO Czechoslovak Group Indonesia Norman Joesoef dengan CEO Czechoslovak Group AS Michal Strnad telah melakukan penandatanganan Head of Agreement (HoA) untuk pembangunan Private Defence Industry Park (PDIP) senilai 100 juta dolar AS, di bidang industri pertahanan swasta di Indonesia di Pameran Indodefence 2018 PRJ Kemayoran, Jakarta beberapa waktu lalu.
"Kami selalu membuka peluang kemitraan dengan negara sahabat yang tulus dan terbuka dalam pelaksanaan alih produksi dan teknologi. Kami sangat berharapfinancial pledge ini dapat meningkatkan kerja sama kemitraan dalam Level industri dan baik untuk kedua belah negara,” kata Michal Strnad.
Czechoslovak Group (CSG) sebagai konglomerasi perusahaan bidang pertahanan yang berbasis di Republik Ceko dan negara eropa tengah, lanjutnya, melakukan investasi yang bisa di bilang sebagai investasi pioneer atau investasi pertama di Indonesia.
Investasi dengan skala besar di bidang pertahanan untuk pembangunan kawasan terpadu industri pertahanan di wilayah Jawa Barat tepatnya di Batujajar dengan lahan seluas 22 hektar yang akan segera dibangun setelah mendapatkan izin dari Kementerian Pertahanan, Kementerian BKPM, Kementerian Perindustrian, dan Kementerian Perdagangan.
"Penandatanganan HoA senilai 100 juta dolar AS untuk pembangunan Private Defence Industry Park (PDIP) di bidang industri pertahanan itu untuk mendukung regulasi pemerintah UU No.12 tahun 2012 tentang Industri Pertahanan," lanjut Norman Joesoef.
CSG Ceko merupakan perusahaan holding dari Eropa Tengah, asal Republik Ceko, meliputi Slovakia, Slovenia, Rumania, dan Hungary, dengan lebih dari 100 perusahaan dan 10.000 karyawan yang bergerak di bidang manufaktur kendaraan baja, senjata roket, misil, dan radar.
Peruahaan tersebut berminat untuk melaksanakan alih produksi dan teknologinya di Indonesia, selain itu juga ingin memperluas basis industri pertahanannya di Asia Tenggara.
"Kami melihat pertumbuhan pemenuhan kebutuhan alat pertahanan di Asia Tenggara pada tingkat yang cukup tinggi setiap tahunnya. Kami rasa dengan basis industri yang kuat dan relatif stabil di Indonesia, CSG Ceko mantap melanjutkan ekspansi bisnis pertahanan mereka ke Malaysia, Filipina, Timor Leste, Myanmar, dan Kamboja," ujar Norman.
Post a Comment