Ryamizard Sebut Setengah Kekuatan Abu Sayyaf Lumpuh
Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengatakan, serangan tentara Filipina memaksa Abu Sayyaf kehilangan 120 anggota. (REUTERS/Samrang Pring)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menyebut Abu Sayyaf telah kehilangan setengah kekuatannya. Fakta itu ia dapatkan dari Menteri Pertahanan Filipina Delfin Lorenzana usai penyerangan terhadap markas kelompok sipil bersenjata itu.
"Filipina kerahkan 10 ribu pasukan, pengerahan memerlukan biaya banyak. Hasilnya hampir separuh kekuatan Abu Sayyaf lumpuh," ujarnya di Jakarta, Selasa (23/8).
Ryamizard menuturkan, Angkatan Bersenjata Filipina menemukan markas Abu Sayyaf di Provinsi Basilan. Di wilayah itu, Abu Sayyaf disebut memiliki markas bawah tanah.
Pada penyerangan tersebut, Abu Sayyaf kehilangan 120 dari total 300 anggotanya. "Basilan sudah dibersihkan, tinggal yang di Sulu," kata Ryamizard.
Menurut Ryamizard, serangan tentara Filipina itu membuat Abu Sayyaf terdesak. Konsekuensinya, mereka tidak dapat mengawasi seluruh tawanan mereka. Kesempatan itu dimanfaatkan dua sandera asal Indonesia untuk membebaskan diri.
"Mereka ditekan terus dan waspada terhadap serangan tentara Filipina, sehingga dia tidak waspada terhadap tawanan. Tawanan melihat kesempatan itu, ya dia lari," tuturnya.
Mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat itu menyebut tentara Filipina dibantu milisi Moro akan terus menggempur basis kekuatan Abu Sayyaf. Presiden Filipina Rodrigo Duterte pun telah menyatakan perang terhadap kelompok itu.
"Presiden Filipina bilang, 'kalau enggak menyerah, saya habiskan, saya kasih kesempatan menyerah.' Mudah-mudahan dorongan dan tekanan ini akan ada pengaruhnya," ujar Ryamizard.
Sebelumnya, dua WNI berhasil melarikan diri dari penyanderaan kelompok Abu Sayyaf dengan cara berenang. Mereka kabur untuk menghindari eksekusi. Keduanya merupakan anak buah kapal TB Charles.
"Filipina kerahkan 10 ribu pasukan, pengerahan memerlukan biaya banyak. Hasilnya hampir separuh kekuatan Abu Sayyaf lumpuh," ujarnya di Jakarta, Selasa (23/8).
Ryamizard menuturkan, Angkatan Bersenjata Filipina menemukan markas Abu Sayyaf di Provinsi Basilan. Di wilayah itu, Abu Sayyaf disebut memiliki markas bawah tanah.
Pada penyerangan tersebut, Abu Sayyaf kehilangan 120 dari total 300 anggotanya. "Basilan sudah dibersihkan, tinggal yang di Sulu," kata Ryamizard.
Menurut Ryamizard, serangan tentara Filipina itu membuat Abu Sayyaf terdesak. Konsekuensinya, mereka tidak dapat mengawasi seluruh tawanan mereka. Kesempatan itu dimanfaatkan dua sandera asal Indonesia untuk membebaskan diri.
"Mereka ditekan terus dan waspada terhadap serangan tentara Filipina, sehingga dia tidak waspada terhadap tawanan. Tawanan melihat kesempatan itu, ya dia lari," tuturnya.
Mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat itu menyebut tentara Filipina dibantu milisi Moro akan terus menggempur basis kekuatan Abu Sayyaf. Presiden Filipina Rodrigo Duterte pun telah menyatakan perang terhadap kelompok itu.
"Presiden Filipina bilang, 'kalau enggak menyerah, saya habiskan, saya kasih kesempatan menyerah.' Mudah-mudahan dorongan dan tekanan ini akan ada pengaruhnya," ujar Ryamizard.
Sebelumnya, dua WNI berhasil melarikan diri dari penyanderaan kelompok Abu Sayyaf dengan cara berenang. Mereka kabur untuk menghindari eksekusi. Keduanya merupakan anak buah kapal TB Charles.
Pada 23 Juni lalu, kelompok Abu Sayyaf melakukan penyergapan di atas kapal TB Charles, milik perusahaan pelayaran PT PP Rusianto Bersaudara. Kapal itu mengangkut 13 awak buah kapal. Namun, hanya tujuh orang yang disandera. (abm)
Post a Comment