TNI AL Tambah Armada
Untuk Cari 4 ABK KRI Layang yang Hilang di Laut(Dokumen Dinas Penerangan TNI AL)
4 ABK KRI Layang-635 yang hilang kontak saat mengawal kapal Filipina hingga kini belum ditemukan. TNI Angkatan Laut menambah armada untuk mencari 4 prajurit tersebut.
"TNI AL mengerahkan tambahan unsur LPD KRI Dr. Suharso-990 atau Kapal Rumah Sakit dengan 1 Heli Bell dan 1 Heli BO-105 (Onboard) yang rencana akan digunakan sebagai Kapal Markas," kata Kepala Dinas Penerangan TNI AL (Kadispenal) Laksamana Pertama (Laksma) Gig JM Sipasulta dalam keterangannya, Sabtu (24/12/2016).
Penambahan armada ini dilakukan karena melihat kondisi cuaca dan geografis di lokasi serta pertimbangan operasional. Rencananya, armada tambahan tersebut berangkat menuju daerah operasi pagi tadi.
Selain itu, pencarian juga dilaksanakan di darat pada pulau-pulau di sekitar lokasi dengann melibatkan semua unsur Lanal Melonguane, Lanal Morotai, Posal Tobelo serta bantuan dari pemerintah daerah dan masyarakat sekitarnya.
"Dalam pelaksanaan operasi pencarian TNI AL berkoordinasi dengan Naval Fleet East Mindanao (NFEM) Command, direnc dari Angkatan Laut Filipina akan mendukung dan melibatkan 1 kapal perangnya yaitu BRP Magat Salamat (PS-20)," ujarnya.
Kronologi Hilangnya 4 Kru KRI Layang
Empat kru KRI Layang dilaporkan hilang saat mengawal kapal ikan berbendera Filipina yang memasuki wilayah Indonesia, tanpa dokumen lengkap. Nasib para prajurit TNI itu hingga saat ini belum diketahui.
Berdasarkan keterangan dari Kadispen Armada Timur (Armatim) TNI AL Letkol (KH) Maman Sulaeman, empat kru KRI Layang mulai dilaporkan hilang sejak Rabu (14/12/2016). Peristiwa itu berawal saat KRI Layang menemukan adanya pelanggaran Kapal Ikan Asing (KIA) Filipina yang bernama Kapal Nurhana sehari sebelumnya di Perairan Talaud, Sulawesi.
"KRI Layang-635 dengan Komandan Mayor Laut (P) Agus Susatya tergabung dalam Operasi Siaga Yudha-16 yang melaksanakan patroli di perbatasan Indonesia-Filipina. Dalam operasi tersebut telah melaksanakan kegiatan pengejaran, penangkapan, dan penyelidikan KIA bernama Nurhana asal Filipina," ujar Maman saat dihubungi, Jumat (23/12).
"KIA Nurhana membawa 24 warga negara asing (WNA) Filipina dan tidak membawa muatan atau dokumen yang lengkap," lanjutnya.
Adapun kronologinya sebagai berikut:
11 Desember 2016
- KRI Layang menuju daerah operasi dalam keadaan siap dan cuaca berdasarkan BMKG cukup baik.
13 Desember 2016
- KRI Layang-635 mendapat kontak secara visual dengan jarak 5 Nm tampak KIA berbendera Filipina. Pukul 17.15 WIT memeriksa kapal asing yang melanggar batas wilayah Indonesia.
- Pada titik koordinat 05 49 LU-129 45 BT, tim pemeriksa KRI Layang menggeledah Kapal Nurhana dengan hasil KIA Nurhana membawa 24 warga negara Filipina dan tidak membawa muatan atau dokumen yang lengkap.
- ABK Kapal Nurhana dipindahkan ke KRI Layang dan hanya tersisa tiga orang, yaitu nakhoda, juru masak, dan juru mesin. Selanjutnya dikawal menuju Lanal Melonguane, Talaud, Suluwesi Utara, sebagai pangkalan terdekat untuk pemeriksaan lebih lanjut.
- Kapal Nurhana dikawal oleh 4 kru KRI Layang, yaitu Letda Laut (P) Faisal Dwi AR sebagai Kepala Tim Kawal, Serda Mes Rizky Dwi Zeptianto, Kelasi Kepala (KLK) Amo Dian Mahendra, dan Kelasi Dua (KLD) Isy Badnur Rohim. Tim kawal dibekali bahan makanan untuk waktu 4-5 hari.
"Kapal kawalan mampu bertahan selama 4-5 hari dengan kecepatan 5-8 knot. Tim Kawal KRI Layang membawa dua pucuk senjata laras panjang, empat magasin, dan 60 butir amunisi tajam. Rencananya, kapal akan tiba di Lanal Melonguane pada tanggal 15 Desember 2016 pukul 12.00 WIT," terang Maman.
13 Desember 2016 pukul 18.30 WIT
- Tim kawal dan tiga ABK Filipina menuju Lanal Melonguane. KRI Layang melanjutkan patroli sektor menyusuri perbatasan ZEEI karena informasi dari kru Kapal Nurhana menyebutkan terdapat 10 KIA Filipina berada di 30 Nm sebelah barat dari posisi pemeriksaan KIA Nurhana.
14 Desember 2016
- Sejak berangkat dari titik awal sampai pukul 03.00 WIT dini hari, tim kawal yang berada di Kapal Nurhana masih melapor ke KRI Layang lewat radio. Mereka melaporkan pelayaran berjalan aman dan terkendali. Tim Kawal yang berada di KIA Nurhana diperintahkan melaporkan situasi, pada posisi dan halu setiap tiga jam sekali.
14 Desember 2016 pukul 06.00 WIT
- KRI Layang kehilangan kontak dengan tim kawal yang berada di KIA Nurhana.
14 Desember 2016 pukul 10.30 WIT
- KRI Layang terus berusaha mengontak tim kawal. Kondisi cuaca mulai berkabut ditambah laut yang berombak dan hujan. KRI Layang mencari KIA Nurhana melalui penyisiran track kapal kawalan hingga berada di posisi duga. Pencarian terus dilakukan.
14 Desember 2016 pukul 17.15 WIT
- KRI Layang terjalin komunikasi dengan tim kawal di KIA Nurhana, namun posisi kapal kawal tidak dapat diterima dengan baik dan jelas.
15 Desember 2016
- KRI Layang terus melakukan pencarian dengan menyisir arah timur laut dari Perairan Talaud dengan manuver zigzag. Pada siang hari, KRI Layang mengubah sektor pencarian menuju arah tenggara secara zigzag dengan pertimbangan kapal kawalan memiliki kendala untuk mengambil track langsung menuju Melonguane. Karena cuaca buruk, KRI Layang mengubah pencarian ke arah barat.
16 Desember 2016
- KRI Layang, yang dipimpin oleh Mayor Laut (P) Agus Susatya, berkoordinasi dengan Gugus Tempur Laut Koarmatim (Guspurlatim) untuk melakukan pencarian besar-besaran. Sejumlah armada TNI AL diterjunkan untuk mencari tim kawal di KIA Nurhana, termasuk kekuatan udara.
- KRI Ahmad Yani-351 (AMY) mendukung pencarian dan pengisian bahan bakar kepada KRI Layang. Pesawat Pesud P-850 bertolak dari Manado menuju utara Morotai dengan sektor pencarian 90 x 35 Nm untuk mencari KIA Nurhana dari udara, namun hasil belum ditemukan.
17 Desember 2016 pukul 13.00 WIT
- KRI Layang menuju Morotai untuk melaksanakan dukungan kegiatan Menteri Kelautan dan Perikanan. KRI Ahmad Yani melaksanakan pencarian dengan luas sektor 170 x 30 Nm di selatan rencana track tim kawal dengan hasil yang masih sama, KIA Nurhana belum bisa ditemukan.
Letkol Maman membantah adanya kabar KRI Layang-lah yang hilang karena sejak awal justru kapal perang itulah yang mencari tim kawal yang ada di Kapal Nurhana. Dia pun memastikan pencarian masih terus dilakukan hingga saat ini.
"Hasil masih sama, KIA Nurhana belum bisa ditemukan," tutup Maman. (elz/hri)
4 ABK KRI Layang-635 yang hilang kontak saat mengawal kapal Filipina hingga kini belum ditemukan. TNI Angkatan Laut menambah armada untuk mencari 4 prajurit tersebut.
"TNI AL mengerahkan tambahan unsur LPD KRI Dr. Suharso-990 atau Kapal Rumah Sakit dengan 1 Heli Bell dan 1 Heli BO-105 (Onboard) yang rencana akan digunakan sebagai Kapal Markas," kata Kepala Dinas Penerangan TNI AL (Kadispenal) Laksamana Pertama (Laksma) Gig JM Sipasulta dalam keterangannya, Sabtu (24/12/2016).
Penambahan armada ini dilakukan karena melihat kondisi cuaca dan geografis di lokasi serta pertimbangan operasional. Rencananya, armada tambahan tersebut berangkat menuju daerah operasi pagi tadi.
Selain itu, pencarian juga dilaksanakan di darat pada pulau-pulau di sekitar lokasi dengann melibatkan semua unsur Lanal Melonguane, Lanal Morotai, Posal Tobelo serta bantuan dari pemerintah daerah dan masyarakat sekitarnya.
"Dalam pelaksanaan operasi pencarian TNI AL berkoordinasi dengan Naval Fleet East Mindanao (NFEM) Command, direnc dari Angkatan Laut Filipina akan mendukung dan melibatkan 1 kapal perangnya yaitu BRP Magat Salamat (PS-20)," ujarnya.
Kronologi Hilangnya 4 Kru KRI Layang
Empat kru KRI Layang dilaporkan hilang saat mengawal kapal ikan berbendera Filipina yang memasuki wilayah Indonesia, tanpa dokumen lengkap. Nasib para prajurit TNI itu hingga saat ini belum diketahui.
Berdasarkan keterangan dari Kadispen Armada Timur (Armatim) TNI AL Letkol (KH) Maman Sulaeman, empat kru KRI Layang mulai dilaporkan hilang sejak Rabu (14/12/2016). Peristiwa itu berawal saat KRI Layang menemukan adanya pelanggaran Kapal Ikan Asing (KIA) Filipina yang bernama Kapal Nurhana sehari sebelumnya di Perairan Talaud, Sulawesi.
"KRI Layang-635 dengan Komandan Mayor Laut (P) Agus Susatya tergabung dalam Operasi Siaga Yudha-16 yang melaksanakan patroli di perbatasan Indonesia-Filipina. Dalam operasi tersebut telah melaksanakan kegiatan pengejaran, penangkapan, dan penyelidikan KIA bernama Nurhana asal Filipina," ujar Maman saat dihubungi, Jumat (23/12).
"KIA Nurhana membawa 24 warga negara asing (WNA) Filipina dan tidak membawa muatan atau dokumen yang lengkap," lanjutnya.
Adapun kronologinya sebagai berikut:
11 Desember 2016
- KRI Layang menuju daerah operasi dalam keadaan siap dan cuaca berdasarkan BMKG cukup baik.
13 Desember 2016
- KRI Layang-635 mendapat kontak secara visual dengan jarak 5 Nm tampak KIA berbendera Filipina. Pukul 17.15 WIT memeriksa kapal asing yang melanggar batas wilayah Indonesia.
- Pada titik koordinat 05 49 LU-129 45 BT, tim pemeriksa KRI Layang menggeledah Kapal Nurhana dengan hasil KIA Nurhana membawa 24 warga negara Filipina dan tidak membawa muatan atau dokumen yang lengkap.
- ABK Kapal Nurhana dipindahkan ke KRI Layang dan hanya tersisa tiga orang, yaitu nakhoda, juru masak, dan juru mesin. Selanjutnya dikawal menuju Lanal Melonguane, Talaud, Suluwesi Utara, sebagai pangkalan terdekat untuk pemeriksaan lebih lanjut.
- Kapal Nurhana dikawal oleh 4 kru KRI Layang, yaitu Letda Laut (P) Faisal Dwi AR sebagai Kepala Tim Kawal, Serda Mes Rizky Dwi Zeptianto, Kelasi Kepala (KLK) Amo Dian Mahendra, dan Kelasi Dua (KLD) Isy Badnur Rohim. Tim kawal dibekali bahan makanan untuk waktu 4-5 hari.
"Kapal kawalan mampu bertahan selama 4-5 hari dengan kecepatan 5-8 knot. Tim Kawal KRI Layang membawa dua pucuk senjata laras panjang, empat magasin, dan 60 butir amunisi tajam. Rencananya, kapal akan tiba di Lanal Melonguane pada tanggal 15 Desember 2016 pukul 12.00 WIT," terang Maman.
13 Desember 2016 pukul 18.30 WIT
- Tim kawal dan tiga ABK Filipina menuju Lanal Melonguane. KRI Layang melanjutkan patroli sektor menyusuri perbatasan ZEEI karena informasi dari kru Kapal Nurhana menyebutkan terdapat 10 KIA Filipina berada di 30 Nm sebelah barat dari posisi pemeriksaan KIA Nurhana.
14 Desember 2016
- Sejak berangkat dari titik awal sampai pukul 03.00 WIT dini hari, tim kawal yang berada di Kapal Nurhana masih melapor ke KRI Layang lewat radio. Mereka melaporkan pelayaran berjalan aman dan terkendali. Tim Kawal yang berada di KIA Nurhana diperintahkan melaporkan situasi, pada posisi dan halu setiap tiga jam sekali.
14 Desember 2016 pukul 06.00 WIT
- KRI Layang kehilangan kontak dengan tim kawal yang berada di KIA Nurhana.
14 Desember 2016 pukul 10.30 WIT
- KRI Layang terus berusaha mengontak tim kawal. Kondisi cuaca mulai berkabut ditambah laut yang berombak dan hujan. KRI Layang mencari KIA Nurhana melalui penyisiran track kapal kawalan hingga berada di posisi duga. Pencarian terus dilakukan.
14 Desember 2016 pukul 17.15 WIT
- KRI Layang terjalin komunikasi dengan tim kawal di KIA Nurhana, namun posisi kapal kawal tidak dapat diterima dengan baik dan jelas.
15 Desember 2016
- KRI Layang terus melakukan pencarian dengan menyisir arah timur laut dari Perairan Talaud dengan manuver zigzag. Pada siang hari, KRI Layang mengubah sektor pencarian menuju arah tenggara secara zigzag dengan pertimbangan kapal kawalan memiliki kendala untuk mengambil track langsung menuju Melonguane. Karena cuaca buruk, KRI Layang mengubah pencarian ke arah barat.
16 Desember 2016
- KRI Layang, yang dipimpin oleh Mayor Laut (P) Agus Susatya, berkoordinasi dengan Gugus Tempur Laut Koarmatim (Guspurlatim) untuk melakukan pencarian besar-besaran. Sejumlah armada TNI AL diterjunkan untuk mencari tim kawal di KIA Nurhana, termasuk kekuatan udara.
- KRI Ahmad Yani-351 (AMY) mendukung pencarian dan pengisian bahan bakar kepada KRI Layang. Pesawat Pesud P-850 bertolak dari Manado menuju utara Morotai dengan sektor pencarian 90 x 35 Nm untuk mencari KIA Nurhana dari udara, namun hasil belum ditemukan.
17 Desember 2016 pukul 13.00 WIT
- KRI Layang menuju Morotai untuk melaksanakan dukungan kegiatan Menteri Kelautan dan Perikanan. KRI Ahmad Yani melaksanakan pencarian dengan luas sektor 170 x 30 Nm di selatan rencana track tim kawal dengan hasil yang masih sama, KIA Nurhana belum bisa ditemukan.
Letkol Maman membantah adanya kabar KRI Layang-lah yang hilang karena sejak awal justru kapal perang itulah yang mencari tim kawal yang ada di Kapal Nurhana. Dia pun memastikan pencarian masih terus dilakukan hingga saat ini.
"Hasil masih sama, KIA Nurhana belum bisa ditemukan," tutup Maman. (elz/hri)
♖ detik
Post a Comment