Pemerintah akan Belanja Meriam Howitser, OPV, dan Rudal jarak menengah
Periode Tahun 2018Menjelang idul fitri ini, para pembaca tentu sudah menyiapkan sejumlah rencana berikut anggarannya. Demikian juga pemerintah Republik Indonesia, kini tengah menyiapkan rencana kerja di tahun 2018 mendatang. Karena media ARCinc ini berfokus pada militer dan aviasi, tentu disini kita akan telaah apa saja rencana pemerintah di tahun 2018 dalam bidang pertahanan.
Dari data Rancangan Awal RKP 2018 yang ARCinc peroleh, bisa sedikit kita intip rencana besar pemerintah di tahun depan. Yang mencolok bagi redaksi adalah pengadaan 3 batalyon meriam kaliber 105mm, dimana 2 batalyon diantaranya adalah untuk pengganti meriam tarik 76mm yang sudah uzur, serta 1 batalyon lainnya untuk marinir TNI-AL. Data ini kemudian kami konfirmasi ke salah satu agen Nexter (produsen meriam asal Prancis), dan ia pun membenarkan akan adanya pengadaan 3 batalyon meriam LG-1 Mk3.
Point menarik lainnya adalah pengadaan kapal OPV 80-90 meter. Menjadi menarik karena pengadaan 2 kapal ini memakan biaya mencapai Rp 1 Trilyun. Boleh lah kita berharap jika benar dibeli, maka OPV ini nanti sudah full combat ready.
Sementara itu untuk matra udara, akan kembali dilakukan pengadaan lanjutan rudal darat ke udara jarak menengah tahap 2. Ini tentu menjadi pertanyaan, apakah pengadaan tahap pertama sudah teken kontrak? Selain itu ada pula pengadaan rudal AIM-9X dan AIM-120, dimana pada pengadaan Sidewinder sudah terkonfirmasi oleh pemerintah Amerika Serikat.
Pengadaan alutsista pada jaman Presiden Jokowi memang tampak tidak sebesar masa Kepresidenan sebelumnya. Namun perlu dipahami, pembelian alutsista pada masa Presiden SBY membawa dampak pada masa pemerintah kini.
Alutsista yang mahal dan berteknologi canggih tentu memerlukan anggaran yang tidak sedikit untuk pemeliharaan serta sarana dan prasarana pendukungnya. Karena itu porsi terbesar anggaran justru ada pada perawatan alutsista. Tercatat untuk Harwat alutsista matra darat sebesar Rp 1, 8 trilyun rupiah. Disusul anggaran harwat untuk matra laut sebesar Rp 3,3 Trilyun, dan yang terbesar adalah untuk alutsista matra udara sebesar Rp 4,5 Trilyun.
Dari data Rancangan Awal RKP 2018 yang ARCinc peroleh, bisa sedikit kita intip rencana besar pemerintah di tahun depan. Yang mencolok bagi redaksi adalah pengadaan 3 batalyon meriam kaliber 105mm, dimana 2 batalyon diantaranya adalah untuk pengganti meriam tarik 76mm yang sudah uzur, serta 1 batalyon lainnya untuk marinir TNI-AL. Data ini kemudian kami konfirmasi ke salah satu agen Nexter (produsen meriam asal Prancis), dan ia pun membenarkan akan adanya pengadaan 3 batalyon meriam LG-1 Mk3.
Point menarik lainnya adalah pengadaan kapal OPV 80-90 meter. Menjadi menarik karena pengadaan 2 kapal ini memakan biaya mencapai Rp 1 Trilyun. Boleh lah kita berharap jika benar dibeli, maka OPV ini nanti sudah full combat ready.
Sementara itu untuk matra udara, akan kembali dilakukan pengadaan lanjutan rudal darat ke udara jarak menengah tahap 2. Ini tentu menjadi pertanyaan, apakah pengadaan tahap pertama sudah teken kontrak? Selain itu ada pula pengadaan rudal AIM-9X dan AIM-120, dimana pada pengadaan Sidewinder sudah terkonfirmasi oleh pemerintah Amerika Serikat.
Pengadaan alutsista pada jaman Presiden Jokowi memang tampak tidak sebesar masa Kepresidenan sebelumnya. Namun perlu dipahami, pembelian alutsista pada masa Presiden SBY membawa dampak pada masa pemerintah kini.
Alutsista yang mahal dan berteknologi canggih tentu memerlukan anggaran yang tidak sedikit untuk pemeliharaan serta sarana dan prasarana pendukungnya. Karena itu porsi terbesar anggaran justru ada pada perawatan alutsista. Tercatat untuk Harwat alutsista matra darat sebesar Rp 1, 8 trilyun rupiah. Disusul anggaran harwat untuk matra laut sebesar Rp 3,3 Trilyun, dan yang terbesar adalah untuk alutsista matra udara sebesar Rp 4,5 Trilyun.
♞ ARC
Post a Comment