TNI AL Masih Butuh Alutsista
Buat Dukung OMP Dan OMSP Ilustrasi KRI TNI AL
Kebutuhan alutsista TNI AL dalam menjalankan Operasi Militer Perang (OMP) maupun Operasi Militer Selain Perang (OMSP) tidak bisa dilakukan secara tunggal.
“Angkatan laut itu mungkin dalam menjalankan operasi tidak bisa single fighter. Itu harus secara sistem,” kata Kadispenal Laksma TNI Gig Jonias Mosez Sipasulta.
TNI AL sejak tahun 2014 mencanangkan menjadi angkatan laut berkelas dunia. Maka dari itu kebutuhan operasi ditunjang dengan alutsista dan SDM harus yang mumpuni.
Jonias mencontohkan operasi yang dilakukan oleh US Navy memiliki daya dukung peralatan yang kuat. Setidaknya TNI AL bercita-cita untuk mendekatkan kemampuannya sesuai dengan US Navy yang menjadi World Class Navy dalam konteks operasionalnya.
“Operasi angkatan laut dalam setiap kegiatan harus ada kapal pendukung, itu ada macam-macam. Istilahnya dalam suatu pergerakan itu ada kapal pendukung, kapal bahan bakar, terus kapal Depo mungkin, dan kapal logistik,” bebernya.
Selain itu dia mencontohkan kebutuhan kapal rumah sakit saat ini, TNI AL perlu memiliki idealnya tiga unit. Hal tersebut untuk membantu korban bencana sekaligus pengobatan gratis di pulau-pulau terpencil.
“Jadi saya yakin dengan kemampuan keuangan pemerintah,” pungkasnya.
Kebutuhan alutsista TNI AL dalam menjalankan Operasi Militer Perang (OMP) maupun Operasi Militer Selain Perang (OMSP) tidak bisa dilakukan secara tunggal.
“Angkatan laut itu mungkin dalam menjalankan operasi tidak bisa single fighter. Itu harus secara sistem,” kata Kadispenal Laksma TNI Gig Jonias Mosez Sipasulta.
TNI AL sejak tahun 2014 mencanangkan menjadi angkatan laut berkelas dunia. Maka dari itu kebutuhan operasi ditunjang dengan alutsista dan SDM harus yang mumpuni.
Jonias mencontohkan operasi yang dilakukan oleh US Navy memiliki daya dukung peralatan yang kuat. Setidaknya TNI AL bercita-cita untuk mendekatkan kemampuannya sesuai dengan US Navy yang menjadi World Class Navy dalam konteks operasionalnya.
“Operasi angkatan laut dalam setiap kegiatan harus ada kapal pendukung, itu ada macam-macam. Istilahnya dalam suatu pergerakan itu ada kapal pendukung, kapal bahan bakar, terus kapal Depo mungkin, dan kapal logistik,” bebernya.
Selain itu dia mencontohkan kebutuhan kapal rumah sakit saat ini, TNI AL perlu memiliki idealnya tiga unit. Hal tersebut untuk membantu korban bencana sekaligus pengobatan gratis di pulau-pulau terpencil.
“Jadi saya yakin dengan kemampuan keuangan pemerintah,” pungkasnya.
★ RMOL
Post a Comment