Tim Densus 88 Menangkap 8 Terduga Teroris di Wilayah Banten dan Jawa Barat
Beli Senjata dan Ikut Latihan di Filipina Satu kendaraan Teroris dilumpuhkan [detik] ★
Tim Densus 88 Antiteror Polri menangkap 8 terduga teroris di wilayah Banten dan Jawa Barat. Salah satu terduga teroris juga diduga memiliki koneksi dengan jaringan teroris di Filipina Selatan.
"Saya akan menyampaikan hasil penangkapan terhadap 8 orang terduga teroris yang ditangkap dari 5 TKP berbeda, saya menyampaikan tentu belum lengkap dan belum bisa menampilkan barang bukti, karena masih dalam pengembangan," kata Kombes Martinus Sitompul, Kabag Penum Divisi Humas Polri, di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (24/3/2017).
Para terduga teroris tersebut ditangkap pada Kamis 23 Maret 2017. Martinus mengatakan telah dilakukan penangkapan terhadap 8 orang terduga teroris. Penangkapan pertama terjadi pada pukul 05.00 WIB, di wilayah Pesanggrahan, Desa Tanjung Baru, Kecamatan Cikarang, Bekasi, Jawa Barat.
"Telah ditangkap satu orang atas nama SM alias AR (45) yang beralamat di Tambun Selatan, Bekasi, keterlibatannya di antaranya mendanai bom Thamrin pada awal tahun 2016 yang lalu," ujar Martinus.
Menurut Martinus, SM juga diduga membangun kelompok jaringan teror Indonesia dan Filipina Selatan. Di mana yang bersangkutan memiliki koneksi langsung terhadap kelompok teroris di Filipina Selatan.
"Kemudian juga membeli senjata, yang kita ketahui bahwa dua senjata yang dipakai pada saat bom Thamrin terjadi itu adalah berasal dari pembelian oleh saudara SM dan NK ke Filipina, ada juga beberapa senjata yang dibeli dan tentu masih kita dalami, karena ini informasi dari yang bersangkutan," ujarnya.
TKP kedua berada di wilayah Tangerang Selatan. Satu tersangka atas nama BEP (37) ditangkap sekitar pukul 11.10 WIB, di Jalan Aria Putera, Ciputat, Kabupaten Tangerang Selatan.
"Keterlibatannya adalah bagian dari tersangka SM yang sebelumnya ditangkap di Bekasi, dia juga pernah mengikuti pelatihan militer di Filipina Selatan," ungkap Martinus.
Sedangkan TKP ketiga, keempat dan kelima berada di wilayah Banten. Martinus menerangkan ada 6 tersangka yang ditangkap.
"TKP ketiga di Pandeglang, satu orang atas nama M (45) ditangkap pukul 8.10 WIB pagi hari, yang bersangkutan juga merupakan bagian dari kelompok SM, yang ditangkap di Bekasi," ujar Martinus.
"Kemudian sekitar pukul 12.00 WIB di wilayah Ciwandan, Cilegon, ada 4 orang dengan dua mobil dilakukan upaya penangkapan terhadap mereka yang diduga merupakan bagian dari kelompok teroris, peristiwa penggerebekannya di daerah Ciwandan, Cilegon," sambungnya.
Martinus mengatakan pada TKP keempat ini ada perlawanan dan penyerangan terhadap anggota. Sehingga dilakukannya upaya penindakan serta menyebabkan satu orang tersangka NK tewas. "Satu orang tewas, satu orang lagi terluka tangannya dan mereka sudah di bawa ke RS Kramat jati Jakarta Timur," ujar Martinus.
Dari keempat tersangka yang ditangkap di Cilegon, kemudian berkembang sehingga berhasil membekuk satu orang tersangka lagi. Tersangka tersebut atas nama AJ. "Kita menangkap satu orang di wilayah Kecamatan Pagelaran, Pandeglang, atas nama AJ yang juga masih bagian kelompok SM," ujarnya.
Dari kedelapan tersangka, satu orang diantaranya tewas. Sedangkan 7 orang lainnya akan dilakukan pemeriksaan intensif selama 7 hari ke depan. (aan/rvk)
Berafiliasi JAD, Berencana Berlatih di Halmahera
Dibuntuti dari Anyer, Begini Penangkapan Terduga Teroris Cilegon
8 orang terduga teroris yang ditangkap di Banten dan Jawa Barat disebut berencana melakukan pelatihan di Halmahera, Maluku Utara. Terduga teroris ini berafiliasi dengan Jamaah Ansharut Daulah (JAD).
"Kelompok ini yang berafiliasi dengan JAD dan berkolaborasi dengan kelompok teror di Filipina Selatan. Mereka terkoneksi dan bahkan akan melakukan pelatihan di wilayah Halmahera," kata Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Martinus Sitompul di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (24/3/2017).
Menurut Martinus, para terduga teroris tersebut juga ingin membuat lokasi pelatihan di Halmahera. Konsep ini sama dengan yang dilakukan kelompok teroris di Poso.
Terkait penangkapan para terduga teroris, tim Densus 88 menyita sejumlah barang bukti di antaranya dokumen, beberapa handphone, satu buah pistol, dan uang dalam bentuk dolar dan rupiah. Barang bukti ini diteliti untuk pengembangan pemeriksaan.
"Ini kemudian dikumpulkan untuk dilakukan satu pemeriksaan kepada mereka, sehingga bisa mendapatkan struktur hukum, kita masih punya waktu 7 hari untuk melakukan pemeriksaan," ujarnya.
Delapan terduga teroris yang ditangkap terpisah yakni SM alias Abu Ridho, M BEP, AJ, NK, AS, IP dan AM. (fdn/rvk)
Rumah Terduga Teroris di Tangsel Digeledah
Rumah terduga teroris, BEP, di Pamulang, Kota Tangerang, digeledah polisi. BEP dikenal warga sebagai sekretaris RT di lingkungannya.
Penggeledahan tepatnya terjadi di sebuah rumah kuning muda yang di Jalan Asia Afrika II RT 04/13 No.26. Kelurahan Kedaung, Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang Selatan (Tangsel) pada Jumat (24/3/2017).
"Saya kaget juga. Saat digeledah sekitar pukul 10.00 WIB sampai pukul 12.00 WIB rumahnya kosong, tidak ada orang," kata wakil ketua RT setempat, Sahrir Sidiq.
Menurut Sahrir, BEP merupakan salah seorang pengurus RT di wilayahnya. Hal itu membuat warga tidak menaruh curiga jika BEP terlibat jaringan teroris. "Kebetulan dia sekretaris RT. Dia bagian pembukuan. Dia pengurus di sini makanya kami nggak curigain," ujar Sahrir.
Sahrir juga mengatakan BEP berencana pindah dari rumah itu. BEP akan tinggal di Bogor, Jawa Barat, untuk membuka usaha baru.
"Yang saya tahu rumah ini mau dijual karena dia mau pindah ke Bogor. Pindah ke Bogor mau buka usaha di sana. Di sini, dia kerjanya teknisi internet," papar Sahrir.
Mengenai penggeledahan rumah BEP, polisi belum bisa dimintai keterangan. Kapolres Tangsel AKBP Ayi Suparman belum memberi jawaban saat dihubungi. (aan/rvk)
Tim Densus 88 Antiteror Polri menangkap 8 terduga teroris di wilayah Banten dan Jawa Barat. Salah satu terduga teroris juga diduga memiliki koneksi dengan jaringan teroris di Filipina Selatan.
"Saya akan menyampaikan hasil penangkapan terhadap 8 orang terduga teroris yang ditangkap dari 5 TKP berbeda, saya menyampaikan tentu belum lengkap dan belum bisa menampilkan barang bukti, karena masih dalam pengembangan," kata Kombes Martinus Sitompul, Kabag Penum Divisi Humas Polri, di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (24/3/2017).
Para terduga teroris tersebut ditangkap pada Kamis 23 Maret 2017. Martinus mengatakan telah dilakukan penangkapan terhadap 8 orang terduga teroris. Penangkapan pertama terjadi pada pukul 05.00 WIB, di wilayah Pesanggrahan, Desa Tanjung Baru, Kecamatan Cikarang, Bekasi, Jawa Barat.
"Telah ditangkap satu orang atas nama SM alias AR (45) yang beralamat di Tambun Selatan, Bekasi, keterlibatannya di antaranya mendanai bom Thamrin pada awal tahun 2016 yang lalu," ujar Martinus.
Menurut Martinus, SM juga diduga membangun kelompok jaringan teror Indonesia dan Filipina Selatan. Di mana yang bersangkutan memiliki koneksi langsung terhadap kelompok teroris di Filipina Selatan.
"Kemudian juga membeli senjata, yang kita ketahui bahwa dua senjata yang dipakai pada saat bom Thamrin terjadi itu adalah berasal dari pembelian oleh saudara SM dan NK ke Filipina, ada juga beberapa senjata yang dibeli dan tentu masih kita dalami, karena ini informasi dari yang bersangkutan," ujarnya.
TKP kedua berada di wilayah Tangerang Selatan. Satu tersangka atas nama BEP (37) ditangkap sekitar pukul 11.10 WIB, di Jalan Aria Putera, Ciputat, Kabupaten Tangerang Selatan.
"Keterlibatannya adalah bagian dari tersangka SM yang sebelumnya ditangkap di Bekasi, dia juga pernah mengikuti pelatihan militer di Filipina Selatan," ungkap Martinus.
Sedangkan TKP ketiga, keempat dan kelima berada di wilayah Banten. Martinus menerangkan ada 6 tersangka yang ditangkap.
"TKP ketiga di Pandeglang, satu orang atas nama M (45) ditangkap pukul 8.10 WIB pagi hari, yang bersangkutan juga merupakan bagian dari kelompok SM, yang ditangkap di Bekasi," ujar Martinus.
"Kemudian sekitar pukul 12.00 WIB di wilayah Ciwandan, Cilegon, ada 4 orang dengan dua mobil dilakukan upaya penangkapan terhadap mereka yang diduga merupakan bagian dari kelompok teroris, peristiwa penggerebekannya di daerah Ciwandan, Cilegon," sambungnya.
Martinus mengatakan pada TKP keempat ini ada perlawanan dan penyerangan terhadap anggota. Sehingga dilakukannya upaya penindakan serta menyebabkan satu orang tersangka NK tewas. "Satu orang tewas, satu orang lagi terluka tangannya dan mereka sudah di bawa ke RS Kramat jati Jakarta Timur," ujar Martinus.
Dari keempat tersangka yang ditangkap di Cilegon, kemudian berkembang sehingga berhasil membekuk satu orang tersangka lagi. Tersangka tersebut atas nama AJ. "Kita menangkap satu orang di wilayah Kecamatan Pagelaran, Pandeglang, atas nama AJ yang juga masih bagian kelompok SM," ujarnya.
Dari kedelapan tersangka, satu orang diantaranya tewas. Sedangkan 7 orang lainnya akan dilakukan pemeriksaan intensif selama 7 hari ke depan. (aan/rvk)
Berafiliasi JAD, Berencana Berlatih di Halmahera
Dibuntuti dari Anyer, Begini Penangkapan Terduga Teroris Cilegon
8 orang terduga teroris yang ditangkap di Banten dan Jawa Barat disebut berencana melakukan pelatihan di Halmahera, Maluku Utara. Terduga teroris ini berafiliasi dengan Jamaah Ansharut Daulah (JAD).
"Kelompok ini yang berafiliasi dengan JAD dan berkolaborasi dengan kelompok teror di Filipina Selatan. Mereka terkoneksi dan bahkan akan melakukan pelatihan di wilayah Halmahera," kata Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Martinus Sitompul di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (24/3/2017).
Menurut Martinus, para terduga teroris tersebut juga ingin membuat lokasi pelatihan di Halmahera. Konsep ini sama dengan yang dilakukan kelompok teroris di Poso.
Terkait penangkapan para terduga teroris, tim Densus 88 menyita sejumlah barang bukti di antaranya dokumen, beberapa handphone, satu buah pistol, dan uang dalam bentuk dolar dan rupiah. Barang bukti ini diteliti untuk pengembangan pemeriksaan.
"Ini kemudian dikumpulkan untuk dilakukan satu pemeriksaan kepada mereka, sehingga bisa mendapatkan struktur hukum, kita masih punya waktu 7 hari untuk melakukan pemeriksaan," ujarnya.
Delapan terduga teroris yang ditangkap terpisah yakni SM alias Abu Ridho, M BEP, AJ, NK, AS, IP dan AM. (fdn/rvk)
Rumah Terduga Teroris di Tangsel Digeledah
Rumah terduga teroris, BEP, di Pamulang, Kota Tangerang, digeledah polisi. BEP dikenal warga sebagai sekretaris RT di lingkungannya.
Penggeledahan tepatnya terjadi di sebuah rumah kuning muda yang di Jalan Asia Afrika II RT 04/13 No.26. Kelurahan Kedaung, Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang Selatan (Tangsel) pada Jumat (24/3/2017).
"Saya kaget juga. Saat digeledah sekitar pukul 10.00 WIB sampai pukul 12.00 WIB rumahnya kosong, tidak ada orang," kata wakil ketua RT setempat, Sahrir Sidiq.
Menurut Sahrir, BEP merupakan salah seorang pengurus RT di wilayahnya. Hal itu membuat warga tidak menaruh curiga jika BEP terlibat jaringan teroris. "Kebetulan dia sekretaris RT. Dia bagian pembukuan. Dia pengurus di sini makanya kami nggak curigain," ujar Sahrir.
Sahrir juga mengatakan BEP berencana pindah dari rumah itu. BEP akan tinggal di Bogor, Jawa Barat, untuk membuka usaha baru.
"Yang saya tahu rumah ini mau dijual karena dia mau pindah ke Bogor. Pindah ke Bogor mau buka usaha di sana. Di sini, dia kerjanya teknisi internet," papar Sahrir.
Mengenai penggeledahan rumah BEP, polisi belum bisa dimintai keterangan. Kapolres Tangsel AKBP Ayi Suparman belum memberi jawaban saat dihubungi. (aan/rvk)
★ detik
Post a Comment