Pangkalan Militer Rusia di Vietnam dan Kuba Bakal Diaktifkan Lagi

Rusia akan mengaktifkan lagi pangkalan militernya di Vietnam dan Kuba. Ini adalah bagian ekspansi Rusia untuk makin menandingi Amerika di kancah dunia setelah sebelumnya mengaktifkan lagi pangkalan Tarsus di Suriah. 
Pangkalan militer Rusia di Cam Ranh Bay, Vietnam dan di Lourdes, Cuba ditutup pada tahun 2002 karena Rusia kekurangan Anggaran. Kehadiran Rusia di Laut China Selatan ini akan makin menegangkan situasi kawasan.
“Kami telah menimbang matang dan akan segera dilaksanakan,” kata Deputi Menteri Pertahanan Rusia, Nikolai A. Pankov, di hadapan anggota parlemen sebelum membahas ratifikasi kesepakatan  mengenai pembangunan pangkalan militer Rusia secara permanen di Suriah, 7 Oktober 2016.
Rusia jauh-jauh hari telah membuat kesepakatan dengan Vietnam tentang penggunaan pangkalan Cam Ranh Bay. Kesepakatan itu berisikan izin bagi kapal perang Rusia untuk berlabuh di Cam Ranh Bay dengan prosedur yang sederhana.
Bahkan dua tahun lalu, pasukan angkatan udara Rusia sudah menggunakan pangkalan udara Vietnam.
Sedangkan di Suriah, Rusia sedang membangun pangkalan angkatan secara permanen di Tartus. Jauh sebelumnya, Rusia sudah menggunakan Tartus untuk kapal induknya berlabuh dalam misi Laut Mediterania.
“Pangkalan ini tidak hanya untuk fasilitas berlabuh, tapi juga untuk sistem komando dan pengawasan, sebagai sistem pertahanan udara. Pangkalan angkatan laut ini harus mampu sebagai tempat pertahanan dirinya dan seluruh infraskturnya. Tentu saja pangkalan ini memiliki kemampuan pertahanan anti-kapal selam,” kata Leonid Slutsky, Ketua Komisi urusan Luar Negeri parlemen (Duma), seperti dikutip dari Russia Today, 7 Oktober 2016.
Pembukaan lagi  pangkalan militer Rusia di berbagai belahan dunia ini, menurut juru bicara Kremlin, Dmitri S. Peskov, dipicu perubahan iklim politik dunia sejak tahun 2002.
“Situasi global tidak statis, berubah terus. Anda lihat, dalam dua tahun terakhir telah terjadi perubahan signifikan mengenai isu internasional dan keamanan. Oleh sebab itu, sangat alami semua negara melakukan perubahan sesuai dengan kepentingan nasional mereka dan mengambil langkah pasti dan sesuai,” kata Preskov.
Perang Dingin sudah kembali atau justru malah Perang Dunia III akan segera meletus?