Kapal selam Scorpene-1000 - Spesifikasi dan Kesempatan Transfer of Technology
Kapal selam Scorpene-1000 |
Sistem tempur generasi terbaru dalam Scorpene-1000 dapat membawa torpedo berat, rudal anti pesawat dan rudal anti–kapal, dengan beragam senjata yang dibawanya tersebut, membuat kapal selam ini memiliki efek penggentar yang tinggi dan mematikan.
Bobot yang dimiliki Scorpene-1000 adalah 855 ton (di permukaan), panjang 48,8 meter dengan awak 19 personel, dibekali enam tabung peluncur torpedo 533 mm. Selain torpedo, juga dapat diluncurkan rudal anti kapal SM-39 Exocet. Dengan kecepatan 15 knots, Scorpene 1000 dapat menjelajah sejauh 5.600 km.
Scorpene-1000 juga dapat digunakan untuk mengangkut pasukan khusus dan dapat membawa modul di kedua sisinya untuk perenang, mengirim kendaraan atau peralatan lainnya. Kemampuan dan desain yang melekat dengan adanya penambahan bobot sekitar 10 ton memungkinkan DCNS untuk menawarkan pilihan A3SM Anti-Air Missile Sistem dan Survellance UUV terpasang di kapal selam Scorpene-1000.
Desain Hull Scorpene-1000
Struktur double hull memberikan kemampuan untuk bertahan hidup yang lebih baik dan mampu menjaga kapal selam dari karakteristik laut. Kemudi dengan konfigurasi – X beroperasi secara indepeden untuk tingkat manuver yang tinggi termasuk dalam radius putar yang kecil. Lambungnya yang kecil membantu kapal selam ini memilki karakteristik siluman. Kapal selam Scorpene 1000 memiliki kedalaman menyelam hingga 200m dan daya tahan di dalam air selama 5 hari (tanpa AIP/ Air Independent Propulsion) dan 30 hari (dengan Fuel Cell AIP) sehingga memiliki akustik dan pantauan visual yang sangat rendah .
Misi Scorpene-1000
Misi yang diemban kapal selam Scorpene-1000 meliputi peperangan anti kapal selam, peperangan anti permukaan, pengumpulan data intelijen, operasi khusus, pelacakan rahasia atas suatu kegiatan ilegal, operasi tunggal dan operasi kerja sama dengan kapal lain atau aset maritim. Scorpene-1000 dapat diintegrasikan supaya dapat berkomunikasi dengan mudah dengan kapal lainnya maupun dengan pusat komando .
Kapal selam Scorpene-1000 |
Komando dan Kontrol
Scorpene-1000 dilengkapi dengan sistem tempur DCNS SUBTICS kapal selam taktis yang terintegrasi. (Sistem SUBTICS ini merupakan salah satu proposal yang ditawarkan pihak DCNS untuk mengoverhaull KS Cakra Indonesia).
Selain itu, Combat Management System CMS yang ditawarkan juga sudah terintegrasi dengan sonar dan sensor lainya (Optic, Optronic, Electronic Support Measures dan Radar), pencarian lokasi dan mengidentifikasi kapal, pelacakan sasaran, analisis taktis, pengambilan keputusan, Manajemen aksi, pertukaran data taktis via data link, kontrol sistem senjata dan keterlibatan target.
Persenjataan
Dalam hal persenjataan, Scorpene-1000 mampu mengakomodasi torpedo kelas berat generasi baru seperti Black Shark/F21 , rudal anti kapal seperti Exocet SM–39, rudal anti pesawat A3SM dan Mine-Laying system.
Alat Transport Pasukan Khusus
Kapal selam Scorpene 1000 juga bisa membawa dua penumpang ditambah tim dari enam penyelam, sehingga dapat digunakan untuk mendukung misi pasukan khusus yang memberikan kemampuan serang sebanding dengan kapal selam yang lebih besar. Kapal selam ini dilengkapi dengan kunci luar / kunci dalam ruang untuk penyelam tempur .
Kapal selam Scorpene-1000 |
Dari spesifikasi di atas, bisa dikatakan bahwa kapal selam Scorpene 1000 sudah cukup lengkap untuk sebuah kapal selam dengan bobotnya yang kecil, bahkan jika dilihat dari kemampuan senjata yang dibawa, Scorpene 1000 merupakan sebuah kapal selam yang sangat mengagumkan . Memang ada beberapa jenis kapal lain yang sejenis yang bisa dibandingkan misalnya U-210Mod dan Amur 950 (S-1000). Dibandingkan dengan kedua rivalnya yang ada, kapal selam tersebut memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing. kekurangan Scorpene-1000 yang mencolok jika dibandingkan U-210 Mod dan S-1000 (Rusia-Italia) adalah dari segi endurance, kemampuan menyelamnya yang hanya 200 meter dan daya tahan menyelam di dalam air yang hanya 5 hari.
Dalam hal daya tahan Scorpene-1000 masih terbantu dengan adanya penambahan Fuel Cell AIP. Sebagai kapal selam yang dipersiapkan untuk wilayah pesisir pantai, kemampuan Scorpene-1000 sudah cukup baik dan hanya selisih 50 meter dalam kemampuan menyelam dengan U-210 Mod. Kelebihan lain dari U-210 Mod yaitu kecepatan dalam berenang. U-210Mod sendiri memiliki kelemahan, yaitu tidak adanya VLS Missile dan anti-ship missile. U-210 Mod sendiri merupakan hasil gado-gado teknologi yang ada di kapal selam jerman (automation level acoustic concept U-209, Propulsion System (Permasyn Motor) U-212A dan Automation Concept Hydroplane Hydrodynamic sall design U-214) yang saat ini teknologinya sudah ada di changbogo class.
Jika dilihat dari kebutuhan TNI AL sebagai User, yang paling mendekati adalah Scorpene-1000 dan Amur 950 / S-1000 (Rusia-Italia). Dimana “kapal selam Indonesia bisa menembakan rudal sejauh 300KM”. Untuk kita ketahui, Rusia sangat pelit dalam memberikan TOT kepada negara lain, seandainya mau memberikan, harga yang harus dibayar sangat mahal.
Contoh kasus yang bisa dilihat yaitu India dalam mengadakan tender kapal selam dan pesawat tempur yang mengharuskan adanya Transfer of Technology (TOT), terlalu mahalnya harga yang harus dibayarkan dan kurang komitmennya Rusia berbagi teknologi (Program Pakfa) sampai India harus berpaling ke Prancis (tender Rafale dan Scorpene).
Salah satu alasan kenapa pemerintah Indonesia tertarik dengan Scorpene-1000 adalah penawaran ToT DCNS terhadap pemerintah Indonesia. Dimana 2 bulan sebelum menawarkan ke Indonesia, DCNS memberikan penawaran Paket ToT untuk peremajaan kapal selam Polandia di acara International Defence Industry Exhibition di Polandia pada tanggal 1-4 September 2015. DCNS menawarkan proposal untuk angkatan laut Polandia yang berupa Highly performing acoustic discreation, meningkatkan kemampuan menyelam dengan teknologi generasi terbaru Air Independent Propulsion ( AIP ) dan Scorpene memiliki kemampuan menggunakan MBDA Naval Cruise Missile (NCM).
Xavier Mesnet, (Surface Ship and Submarines Marketing Director at DCNS) menjelaskan bahwa akan ada Transfer of Technolgy (TOT) untuk pembangunan kapal selam di Polandia. “Kami ingin memberikan Polandia otonomi penuh dan kedaulatan penuh pada kapal selam ini (Scorpene) yang dicover oleh dua aspek : Yang pertama adalah Naval Cruise Missile yang akan memberikan kemampuan pencegahan, dan aspek kedua adalah propulsi otonom dengan AIP sel bahan bakar yang dirancang oleh DCNS”.
Angkatan Laut Polandia rencananya akan menonaktifkan empat kapal selam Kobben Class (Type 207) pada akhir 2016 dan ORP Orzel (kelas Kilo) tahun 2022, DCNS memiliki solusi untuk mempertahankan keterampilan pelaut Angkatan Laut Polandia sampai kapal selam pesanannya beroperasional.
Melihat dari penawaran yang diberikan ke Polandia, ada kemungkinan bisa juga ditawarkan kepada Indonesia. Jika tidak adanya ToT, tidak mungkin pemerintah Indonesia tertarik dengan kapal selam ini. Jika memang dibalik penawaran 6 unit Scorpene-1000 ini yang membuat pemerintah Indonesia tertarik, ini merupakan batu lompatan yang besar dengan adanya kerjasama dengan DCNS.
Seandainya tidak diberikan ijin menggunakan MBDA Naval Cruise Missile (SCALP air-launched cruise missile), setidaknya bisa memberikan ToT untuk sistem VLS rudal lain dan Fuel Cell AIP seperti yang didapat India untuk dipasang di kapal selam Indonesia dan mengintegrasikan antara sistem barat dan timur (Rusia) yang ada di Angkatan Laut Indonesia. Ada kemungkinan juga Korea Selatan tidak mau memberikan ToT untuk Fuel Cell AIP yang ada di Chang Bogo. Karena AIP merupakan teknologi terbaru dan baru beberapa negara saja yang mampu membuat Sistem AIP. Di Asia sendiri baru Jepang (hasil kerjasama dengan Swedia), India (hasil ToT DCNS) dan China (sedang mengembangkan sendiri).
Untuk menerima penawaran ini, pemerintah Indonesia harus berani mengeluarkan dana lebih besar lagi dari hasil ToT ini. Melihat dari pengalaman India, mereka sampai harus mengeluarkan dana sebesar USD 8,1 Milyar untuk pengadaan 6 unit Scorpene 2000 beserta ToT nya, dan jika penawaran ini diterima, kemungkinan akan mempengaruhi pengadaan kapal selam kilo. Karena biaya yang cukup besar untuk menerima penawaran DCNS ini.
Dengan adanya penawaran baru dari DCNS diharapkan tidak mempengaruhi proses Transfer of Technology yang sedang berjalan dengan Korea Selatan serta mampu meningkatkan kemampuan kapal selam Indonesia yang sedang dibangun saat ini dan sesuai dengan doktrin, kondisi geografis dan geopolitik Indonesia bahkan mampu bersaing dengan negara yang sudah lebih maju dalam industri militer, minimal dikawasan Asia.
Sumber :
- wikipedia.org
- Free Republic
- mer et marine
Post a Comment