F-35 Lightning II - Joint Strike Fighter Generasi Ke-5
F-35 Lightning II |
terbang pada 15 Desember 2006 dengan dipiloti oleh Steve Long, salah seorang pilot RAF.
Pendahuluan
F-35 Lightning II |
F-35 Lightning JSF bentuknya sama seperti pesawat jet tempur modern, tetapi yang membuat jet ini khusus adalah perangkat lunak dan kemampuan mengumpulkan data intelijen.
JSF juga merupakan pesawat mata-mata di angkasa. Pesawat ini dapat mengumpulkan informasi dari angkasa luar, darat dan pesawat lain, dan kemudian mengirimkannya ke para komandan di darat. Pilot mempunyai "mata dewa" saat perang. Dengan menekan sebuah tombol, maka sebuah kamera yang berada di bawah akan mulai bekerja, yang berfungsi untuk melihat keseluruhan pesawat.
Saat terbang, jet ini dapat mengetahui cara melayang lebih baik daripada pilot Harrier terbaik, sehingga Pilot lebih dapat fokus pada peperangan yang dihadapi.
Sejarah
Program Joint Advanced Strike Technology (JAST)
F-35 Lightning II |
Kantor program JAST dibentuk pada 27 Januari 1994. Dengan tujuan untuk mengembangkan pesawat, persenjataan, dan teknologi sensorik yang akan dipakai pada pengembangan pesawat taktis pada masa depan. Kemudian program JAST digabungkan dengan program Common Affordable Lightweight Fighter (CALF), membentuk program Joint Strike Fighter (JSF).
X-32 dan X-35
Kontrak JSF diberikan kepada Lockheed Martin dan Boeing pada tanggal 16 November 1996. Masing-masing perusahaan diharuskan untuk membuat dua pesawat yang dapat mendemonstrasikan lepas landas dan mendarat konvensional (conventional takeoff and landing, CTOL), lepas landas dan mendarat pada kapal induk, dan lepas landas pendek dan mendarat vertikal (short-takeoff and vertical-landing, STOVL). Lockheed Martin mengembangkan X-35 dan Boeing mengembangkan X-32.
F-35 Lightning II |
Penamaan
Lockheed Martin sebetulnya mengembangkan pesawat ini dengan nama "F-24", sehingga sempat terkejut ketika mengetahui bahwa pesawat ini akan diberi nama "F-35". Angkatan Udara Amerika Serikat secara resmi mengumumkan nama F-35, yaitu Lightning II pada 7 Juli 2006. Nama ini juga dipakai untuk mengenang pesawat sebelumnya, yaitu P-38 Lightning dan English Electric Lightning. Nama lain yang sempat direncanakan adalah Kestrel, Phoenix, Piasa, Black Mamba, dan Spitfire II. Lighting II juga sempat menjadi nama untuk F-22 Raptor.
Pengetesan
F-35A pertama dimunculkan di Fort Worth, Texas pada 19 Februari 2006. Pesawat ini melewati sejumlah pengetesan darat yang berat di Edwards Air Force Base pada musim gugur 2006. Pada 15 September, pengetesan pertama mesin Pratt & Whitney F135 dilakukan, dan diselesaikan pada 18 September dengan pengetesan afterburner. Kemudian pada tanggal 15 Desember, F-35A melakukan penerbangan perdananya.
F-35 Lightning II |
Program Joint Strike Fighter dibuat untuk menggantikan pesawat tempur lama, dengan biaya pengembangan, produksi, dan operasi yang relatif kecil. Ini dicapai dengan membuat pesawat tempur dengan tiga varian, yang masing-masing memiliki kesamaan 80%. Ketiga varian tersebut adalah:
F-35A, Pesawat lepas landas dan mendarat konvensional (conventional takeoff and landing, CTOL) yang rencananya akan menggantikan F-16 Fighting Falcon Angkatan Udara Amerika Serikat mulai tahun 2011.
F-35B, Pesawat lepas landas pendek dan mendarat vertikal (short-takeoff and vertical-landing, STOVL) yang menurut rencana akan menggantikan AV-8 Harrier II dan F/A-18 Hornet Korps Marinir Amerika Serikat serta Angkatan Laut Italia, dan Harrier GR7/GR9 Britania Raya mulai tahun 2012.
F-35C, Pesawat kapal induk yang direncanakan akan menggantikan F/A-18 Hornet (varian A/B/C/D saja) Angkatan Laut Amerika Serikat mulai tahun 2012.
Spesifikasi (F-35A Lightning II)
(Data dari Lockheed Martin specifications,)
Ciri-ciri umum
Kru: 1
Panjang: 51.4 ft (15.67 m)
Rentang sayap: 35 ft (10.7 m)
Tinggi: 14.2 ft (4.33 m)
Luas sayap: 460 ft², (42.7 m²)
Berat kosong: 29,300 lb (13,300 kg)
Berat isi: 44,400 lb (20,100 kg)
Berat maksimum saat lepas landas: 70,000 lb (31,800 kg)
Mesin: 1 × Pratt & Whitney F135 afterburning turbofan
Dorongan kering: 28,000 lbf (125 kN)
Dorongan dengan afterburner: 43,000 lbf (191 kN)
Internal fuel:18,480 lb (8,382 kg)
Kinerja
Laju maksimum: Mach 1.67 (1,283 mph, 2,065 km/h)
Jangkauan: 1,200 nmi (2,220 km) on internal fuel
Radius tempur: 610 nmi (1,110 km) on internal fuel
Langit-langit batas: 60,000 ft (18,288 m)
Laju tanjak: classified (Tidak ada keterangan)
Beban sayap: 91.4 lb/ft² (446 kg/m²)
Dorongan/berat:
With full fuel:0.84;
With 50% fuel:1.04 B:
g-Limits: 9 g
Persenjataan
Senjata api: 1 × GAU-22/A 25 mm (0.984 in) cannon internally with 180 rounds group="nb">fitted as an external pod with 220 rounds in the F-35B and F-35C
Titik keras: 6× external pylons on wings dengan kapasitas 15,000 lb (6,800 kg) and 2× internal bays with 2 pylons each for a total weapons payload of 18,000 lb
Rudal:
Air-to-air: AIM-120 AMRAAM, AIM-132 ASRAAM, AIM-9X Sidewinder
Air-to-ground: AGM-154 JSOW, AGM-158 JASSM
Bom:
Mark 84, Mark 83 and Mark 82 GP bombs
Mk.20 Rockeye II cluster bomb
Wind Corrected Munitions Dispenser capable
Paveway-series laser-guided bombs
Small Diameter Bomb (SDB)
JDAM-series
A future nuclear weapon
Avionik
AN/APG-81
Sumber :
- foundrymag.com
- en.wikipedia.org
- navaltoday.com
- theaviationist.com
- militaryfactory.com
Post a Comment