KRI Usman-Harun (359) - Indonesian Multi Role Light Frigate

KRI Usman-Harun (359) - Indonesian Multi Role Light Fregate
KRI Usman-Harun (359)
KRI Usman-Harun (359) adalah sebuah Kapal Perang Republik Indonesia. Nama kapal ini berasal dari 2 tokoh pahlawan nasional Indonesia, yaitu Usman Janatin dan Harun Thohir yang terlibat dalam pengeboman MacDonald House yang terjadi pada 10 Maret 1965.
Kapal ini merupakan salah satu dari tiga kapal pesanan Angkatan Laut Kesultanan Brunei Darussalam tipe F2000 Corvette buatan BAE System Maritime-Naval Ships, Inggris,  yang akhirnya diakuisisi oleh Indonesia, yaitu KDB Jerambak-30 (menjadi KRI Bung Tomo-357), KDB Nakhoda Ragam-28 (KRI John Lie-358), dan KDB Bendahara Sakam-29 (KRI Usman-Harun-359).

Penamaan

KRI Usman-Harun (359) - Indonesian Multi Role Light Fregate
KRI Usman-Harun (359)

Usman dan Harun adalah nama kapal ini yang diambil dari nama Sersan Dua KKO Anumerta Usman Janatin dan Kopral Dua KKO Anumerta Harun Thohir yang dijatuhi hukuman mati karena keterlibatan mereka dalam pengeboman MacDonald House pada 10 Maret 1965 di gedung Hongkong and Shanghai Bank (dikenal dengan nama MacDonald House) yang terletak di Orchard Road, Singapura. Singapura menuduh mereka melakukan infiltrasi terkait dengan operasi konfrontasi dengan Malaysia. KRI Usman Harun-359,  memiliki jumlah ABK 85 prajurit, dengan rincian perwira 17 orang, bintara 40 orang dan tamtama 28 orang. Kapal perang ini merupakan kapal patroli lepas pantai jenis Korvet, diluncurkan berturut-turut pada Januari 2001, Juni 2001 hingga Juni 2002. Kapal kapal perang MRLF tersebut tiba di Indonesia pertengahan bulan September 2014. KRI Usman Harun-359 dikomandani Kolonel Laut (P) Didong Rio Duta, ST.
KRI Usman-Harun (359)
KRI Usman-Harun (359)

Persenjataan

Persenjataan canggih melengkapi kedua KRI ini serta didukung oleh Platform System yang baik, di antaranya, Radar Navigasi, Radar Surveillance untuk mendukung pengamatan udara serta Radar Tracker Senjata untuk mengendalikan arah dan elevasi secara akurat terhadap sasaran Meriam 76 mm Otomelara Super Rapid Gun (OSRG) dan 30 mm di lambung kanan dan kiri kapal yang dapat berperan sebagai CIWS (Close in Weapon System) jika ada bahaya udara mengancam kapal tersebut. Kelengkapan system sensor senjata juga dilengkapi dengan EOTs (Electro Optical Tracker System) untuk pengendalian meriam kapal dan pengamatan secara visual oleh camera video yang ada. Sebagai kapal frigate, kedua kapal perang ini juga dilengkapi sensor bawah air yang memiliki tingkat akurasi yang baik dalam mendeteksi dan mengklasifikasi kontak bawah air yaitu sonar.
KRI Usman-Harun (359) - Indonesian Multi Role Light Fregate
KRI Usman-Harun (359)
BAE System Maritime-Naval Ships melengkapi ketiga kapal perang yang semula dipesan oleh Angkatan Laut Kesultanan Brunei Darussalam itu dengan pengarah senjata elektro-optik Ultra Electronics/Radamec Series 2500, radar penjejak I/J-band BAE Insyte 1802SW I/J-band, radar navigasi Kelvin Hughes Type 1007, radar Thales Nederland Scout, dan penangkal serangan Thales Sensors Cutlass 242.
KRI Usman-Harun (359) dilengkapi pula dengan 16 tabung peluncur peluru kendali permukaan-ke-udara VLS MBDA MICA (BAE Systems), 2 set 4 tabung peluncur peluru kendali MBDA (Aerospatiale) MM-40 Block II Exocet. Dua sistem arsenal inilah yang cukup mengganggu pertahanan musuh, baik dari udara ataupun permukaan laut.
KRI Usman-Harun (359) - Indonesian Multi Role Light Fregate
KRI Usman-Harun (359)

Untuk keperluan perang bawah air dari serbuan dan intipan kapal selam, kapal-kapal perang ini dilengkapi radar berbasis sonar di lambung Thales Underwater Systems TMS 4130C1, radar permukaan dan udara E-band dan F-band BAE Systems Insyte AWS-9 3D.
Propulsion system maupun pesawat-pesawat bantu yang ada di kapal tersebut dikontrol secara computerisasi oleh IPMS (Integrated ang cukup Platform Manajemen System) sehingga jika ada kerusakan/failure pada salah satu system kapal akan terdeteksi secara dini. Secara rinci kapal perang tipe F2000 Corvette ini memiliki 1 meriam Oto Melara 76 mm, 2 meriam MSI Defence DS 30B REMSIG 30 mm, dan peluncur tripel torpedo BAE System 324 mm untuk perang atas air dan bawah air. Selain itu, dilengkapi pula dengan 16 tabung peluncur peluru kendali permukaan-ke- udara VLS MBDA MICA (BAE System), 2 set 4 tabung peluncur peluru kendali MBDA (Aerospatiale) MM-40 Block II Exocet. Dua sistem arsenal inilah yang cukup mengganggu pertahanan musuh, baik dari udara ataupun permukaan laut.
Kapal perang ini memiliki panjang 95 meter, lebar 12,7 meter, dengan berat 2.300 ton. Dengan kemampuan mesin 4 x MAN 20 RK270 Diesel, kapal ini memiliki kecepatan yang cukup memadai, yaitu 30 knot/ jam berkat dorongan empat mesin diesel MAN B&W/Ruston yang memancarkan tenaga total 30,2 MegaWatt dari 2 poros baling-balingnya. Jika bahan bakar beserta logistiknya terisi penuh, jarak tempuh yang dicapai dengan kecepatan ekonomis 12 knot/ jam yaitu 5.000 mil laut, secara perhitungan, perjalanan dari Sabang sampai Merauke bisa ditempuh dalam pelayaran selama 18 hari. KRI Selain itu, Usman-Harun (359) dilengkapi dengan Radar dan Avionik Sonar: FMS 21/3 Hull Mounted Sonar buatan Thales, Prancis.
KRI Usman-Harun (359) - Indonesian Multi Role Light Fregate
KRI Usman-Harun (359)

Pada hari Kamis 4 Desember 2014, Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Dr. Marsetio, mengukuhkan KRI Bung Tomo-357 dan KRI Usman Harun-359. Upacara pengukuhan tersebut disaksikan oleh ahli waris Pahlawan Nasional Bung Tomo, ahli waris Pahlawan Nasional Usman Janatin bin H. Ali Hasan, serta ahli waris Tohir bin Said (Harun). Pengukuhan kedua kapal MRLF (Multi Role Light Fregate) tersebut berlangsung di Dermaga Koarmatim Ujung Surabaya. Lokasi pengukuhan tersebut sengaja dipilih sebagai tempat pengukuhan dua kapal perang tersebut, mengingat lokasinya berdekatan dengan tanah kelahiran Bung Tomo, Usman, dan Harun. (tnial.mil.id)
KRI Usman-Harun (359) - Indonesian Multi Role Light Fregate
KRI Usman-Harun (359)
Pada awal Februari lalu, KRI Usman Harun-359 mewakili Indonesia dalam International Fleet Review (IFR) 2016 yang berakhir pada hari Jumat 12 Februari 2016 bersama sembilan kapal negara lain yang berada dalam Kelompok I. Mereka melaksanakan kegiatan jejaring komunikasi aktif dan diteruskan dengan kegiatan manuver taktis kapal untuk formasi photo exercise dan passing exercise. Sembilan kapal lainnya mewakili Amerika Serikat (USS Antietam), Inggris (HMS Defender), Cina (PLA N Liuzhou dan PLA N Sanya), Malaysia (KD Lekir), Vietnam (VPNS Dinh Thien Hoang), Bangladesh (BNS Somudra Joy), Myanmar (UMS King Aung Zeya), dan Mauritius (MCGS Barracuda). KRI Usman Harun-359 dikomandoi oleh Kolonel Laut (P) Heri Triwibowo menjadi delegasi Indonesia untuk latihan militer bersama armada-armada laut internasional yang rutin diadakan tiap tahun. Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) India, RK. Dhowan yang melepas satu persatu delegasi yang hadir dalam IFR 2016 tersebut memberikan apresiasi positif. Dia mengucapkan rasa terima kasih serta penghargaan terhadap para partisipan IFR.

Sumber :
- id.wikipedia.org
- tni.mil.id
- shipspotting.com
- defence.pk
- harnas.co
- m.tempo.co